Sekitar seminggu yang lalu, tanggal 21 Oktober 2019 gw baru menyelesaikan ekspedisi pendakian gw ke gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika. Perjalanan yang cukup menguras tenaga, mental, dan kantong. Haha.. Di sini gw akan coba share persiapan apa saja yang gw lakukan sampai akhirnya gw bisa menjejakkan kaki di titik tertinggi benua Afrika tersebut.
6 Juni 2019, bertepatan dengan hari ulang tahun, gw memberanikan diri untuk booking pendakian gunung Kilimanjaro di Tanzania. Ya, Gila memang. Masih anak bawang, mainnya kejauhan. Tapi mungkin ini akan menjadi kado terindah yang bisa gw berikan untuk diri gw sendiri. hahay dedeuh..
Gunung Kilimanjaro merupakan gunung tertinggi di benua Afrika yang menjadi salah satu 7 summit dunia bersandingan dengan gunung Everest di Nepal, Aconcagua di Argentina, Elbrus di Rusia, Vinson Massif di Antartika, Cartenz di Indonesia, dan Denali di Alaska.
Gunung dengan ketinggian 5.895 mdpl ini berdiri gagah di timur benua Afrika. Menyandang gelar 'world highest free standing mountain', Kilimanjaro memiliki puncak tertinggi bernama Uhuru peak. Dalam bahasa Swahili, Uhuru berarti 'Freedom' atau kebebasan. Maksud dari world highest free standing mountain sendiri adalah Kilimanjaro merupakan gunung yang paling tinggi di dunia dimana tidak dikelilingi oleh pegunungan lain. Berbeda dengan gunung Everest yang terletak di pegunungan Himalaya.
Kenapa Kilimanjaro? Ada beberapa alasan mengapa gw memilih Kilimanjaro sebagai salah satu pendakian ekstrim gw di 2019. Afrika itu salah satu impian gw. Dulu, waktu masih kecil, gw punya cita-cita menjadi petualang di belantara Afrika. Gara-gara sering nonton film Eliza Thornberry. Ada yang tau? Hehe. Juga, karena beberapa tahun terakhir gw mulai mengenal dunia pendakian, perjalanan gw ke Afrika ini sekalian saja melakukan pendakian ke gunung tertingginya.
Selain itu, dari 7 summit dunia, Kilimanjaro termasuk yang tidak perlu keluar uang ratusan juta. Hehe. Maklum kalau jalan-jalan ke luar harus nabung 1-2 taun dulu. Dan yang terakhir, berdasarkan informasi para pakar, gletser salju di puncak Kilimanjaro akan hilang sekitar 10 tahun lagi. Jadi, saat itu yang gw pikirkan adalah selagi diberi rejeki dan kekuatan, kenapa tidak?
Walau sering mendaki solo di gunung-gunung Indonesia, gw sama sekali belum pernah backpacker-an secara solo ke luar negeri. Mendaki gunung apa lagi. Gw sama sekali belum pernah keluar Indonesia untuk mendaki gunung.
Maka dari itu pendakian Kilimanjaro 2019 kali ini benar-benar jadi goal dan motivasi diri sendiri. Bisakah gw handle sesuatu yang belum pernah gw coba sebelumnya.
Untuk persiapan, gw membagi persiapan gw menjadi 2 bagian. Yaitu teknis dan non teknis. Teknis adalah persiapan yang gw lakukan khusus untuk pendakiannya. Sedangkan non teknis lebih ke persiapan perjalanan secara keseluruhan.
Persiapan teknis:
- Pemilihan rute pendakian.
- Pemilihan waktu dan durasi pendakian.
- Pemilihan tur operator.
- Program latihan fisik.
- Kelengkapan peralatan pendakian.
Persiapan non teknis:
- Tiket pesawat.
- Asuransi.
- Akomodasi.
- Vaksin.
- Visa.
- Itinerary perjalanan.
Di sini gw akan kupas tuntas persiapan seperti apa yang gw lakukan dari biaya perjalanan hingga menyusun Itinerary.
Persiapan Teknis
Langkah awal yang gw lakukan adalah browsing dan cari tau mengenai pendakian ke Kilimanjaro. Kilimanjaro memiliki beberapa rute pendakian dari berbagai arah. Tepatnya ada 6 jalur resmi yang dibuka untuk menggapai puncaknya. Ditambah 1 jalur turun. Jalur tersebut antara lain Marangu, Machame, Rongai, Shira, Lemosho, Umbwe, dan 1 jalur turun, Mweka.
Ada beberapa faktor yang gw ambil dalam memilih jalur yang tepat. Faktor-faktor tersebut adalah harga, waktu, tingkat keberhasilan, kesulitan, kepadatan pendaki, panorama, dan waktu aklimatisasi. Selain itu, jika sudah memilih jalur, kita juga bisa dengan bebas menentukan durasi waktu pendakian. Namun tentunya tidak berbeda jauh dengan durasi dasar pendakian yang sudah dianjurkan.
Setelah baca-baca review dan tanya sana sini, gw memilih jalur Lemosho dengan durasi 8 hari. Kenapa? beberapa faktor utamanya adalah, jalur ini panoramanya yang paling lengkap, tingkat kesuksesan sampai ke puncaknya tinggi, tidak terlalu padat oleh pendaki, dan durasi pendakian yang cukup lama bisa memberi waktu ke badan gw untuk aklimatisasi lebih optimal. Karena jujur saja gw masih underestimate kemampuan diri sendiri untuk aklimatisasi. Jadi gw ambil durasi terlama dari jalur ini, yaitu 8 hari.
Kekurangan dari jalur Lemosho adalah jalur ini termasuk jalur yang panjang, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pendakian tidak bisa sehemat lewat beberapa jalur lainnya.
Lalu kapan waktu yang tepat untuk mendaki Kilimanjaro. Menurut berbagai sumber, waktu terbaik untuk mendaki Kilimanjaro adalah Juni sampai Oktober, walaupun setiap bulan sepanjang tahun tidak sedikit pendaki yang datang untuk mendaki. Namun dengan berbagai perbedaan cuaca juga pastinya.
Untuk waktu pendakian akhirnya gw putuskan pendakian di bulan Oktober 2019. Agar menghindari musim dingin atau hujan, namun sudah memasuki akhir musim pendakian yang diharapkan nantinya tidak akan terlalu padat. Untuk tanggalnya gw pilih pertengahan bulan karena awal dan akhir bulan gw harus sudah ada di Indonesia karena pekerjaan.
Kilimanjaro termasuk gunung yang tertib dalam administrasi. Semua pengunjung wajib menggunakan tour operator terdaftar untuk melakukan pendakian. Jadi ngga bisa jalan benar-benar solo atau sendiri.
Menemukan tour operator yang sesuai dengan keinginan kita itu gampang-gampang susah. Gw sendiri mulai pencarian tour operator bulan Februari 2019 dan baru nyaman untuk booking 5 bulan kemudian.
Oiya di sini gw nggak pakai tour operator dari Indonesia, karena akan jauh lebih murah jika kita bisa langsung kontak langsung dengan tur operator di sana. Cuma ya pasti lebih ribet urus ini-itu nya.
Beberapa faktor yang gw jadikan acuan adalah harga, fasilitas, besaran harga uang muka, fleksibelitas jadwal pendakian. Sisanya biasanya mengikuti.
Langkah pertama adalah mengumpulkan nama-nama tour operator berdasarkan review di beberapa situs perjalanan seperti Trip Advisor. Ada beberapa tour operator yang sering kali mendapat penilaian tinggi dan ada beberapa tour operator yang dihujat habis-habisan.
Dan ngga kalah ketinggalan, ada juga tour operator fiktif yang cuma mau ambil uang muka customer. Pas customer sampai di Tanzania, mereka menghilang tidak bertanggung jawab. Agak serem sih ini. Jauh-jauh terbang ke Tanzania, ternyata ditipu. Hii..
Ada 5 tour operator yang kemudian gw kerucut menjadi 2 tour operator. Keduanya menawarkan harga yang kompetitif. Ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing.
Selain mencari tour operator, juga ada pihak ketiga yang menjajakan tour operator untuk pendakian di Kilimanjaro. Semacam Airbnb nya agent wisata di Tanzania. Kenapa ngga langsung book di tour operator-nya langsung? Kelebihan pihak ketiga ini adalah jumlah reviewnya lebih banyak saat itu dan customer hanya perlu membayar 15% biaya pendakian untuk booking fee. Tidak seperti jika gw langsung book ke web tour travel nya langsung, bayar uang mukanya nya harus minimal 30%.
Namun gw nggak tahu apakah persentase ini baku atau berbeda tiap operatornya. Sepertinya sih bisa berbeda-beda.
Selain itu menggunakan pihak ketiga, sangat flexible untuk tawar menawar, walau memang harga ngga berubah banyak. Dan yang gw rasakan sih mereka memang profesional dalam membalas email dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang gw ajukan.
Memang booking langsung dengan tour operator-nya akan lebih murah sedikit dan membantu ekonomi lokal secara langsung. Namun, dengan melalui pihak ketiga, gw lebih nyaman untuk setidaknya memperkecil kemungkinan "dicampakkan" oleh tour operator saat tiba di Tanzania. Jadi ada pihak yang memastikan pendakian gw berjalan smooth.
Akhirnya gw memilih mojhi.com menjadi pihak ketiga dan Monkey Adventure ( themonkeyadventures.com ) untuk menjadi tour operator selama pendakian gw di Kilimanjaro. Gw cukup nyaman dengan berkirim email dengan mereka.
Harga yang gw dapat saat itu adalah 1.914 dollar, sekitar 27.178.000 rupiah saat itu. Sudah include semua akomodasi dari dan ke Kilimanjaro International Airport. Exclude-nya visa, tiket pesawat, tip, dll. Pokoknya kebutuhan pribadi.
Kelebihan mojhi.com adalah gw hanya perlu bayar 15% biaya pendakian untuk booking fee, bisa refund 100% persen sampai dengan H-7 pendakian, boleh menentukan jadwal pendakian sendiri, dan trip akan tetap berangkat walau peserta hanya 1 orang. Lumayan menjanjikan untuk masa booking dari 4 bulan sebelumnya.
Kenapa Monkey Adventure? Menurut gw mereka merupakan budget tour operator yang cukup mumpuni untuk provide kebutuhan mendaki gw. Jadi ngga terlalu mewah, tapi cukup lengkap. Karena memang gw ngga perlu yang terlalu mewah atau gimana. Yang penting safety. Additional service yang ditawarkan pun cukup murah dibanding tour operator lain. Dan memang kemarin pelayanan mereka top markotop.
Kualifikasi fisik seperti apa sih yang dibutuhkan untuk seorang pendaki agar bisa mendaki ke Kilimanjaro. Banyak sekali artikel yang menjelaskan tentang ini. Gw pun banyak bertanya kepada kawan yang sudah pernah melakukan pendakian di beberapa gunung di atas 4000 an mdpl. Intinya adalah kita harus mempersiapkan jantung kita agar bisa fit terus bekerja walau di ketinggian yang extreme dengan suhu rendah. Juga melatih seluruh otot badan agar terbiasa dengan kegiatan pendakian durasi panjang.
Bedasarkan informasi yang gw dapat, pendakian ke kilimanjaro akan sangat melelahkan karena kita harus berjalan tanpa henti setiap hari, di ekspedisi gw berarti 8 hari, dengan ketinggian yang semakin hari semakin tinggi. Juga kadar oksigen yang makin menipis. Satu-satunya hal yang ditakutkan terjadi adalah AMS atau altitude mountain sickness. Penyakit yang sering datang karena ketidakmampuan badan untuk beradaptasi menghadapi ketinggian. Gejalanya adalah pusing, mual, sakit kepala yang tidak berkesudahan. Duh.
Menghadapi ketakutan itu semua, dari awal bulan Maret 2019, gw memantapkan diri untuk lari minimal 5 km atau 40 menit untuk nyicillatihan fisik badan. Dan membiasakan badan dengan gerakan atau kegiatan pendakian lebih intens. beberapa bulan sebelum keberangkatan kemarin juga gw mengikuti program yang sudah dirancang sedemikian rupa agar badan bisa lebih proper menghadapi Kilimanjaro.
Untuk gear pendakian, sebagai pendaki newbie yang kekeuh surekeuh pengen explore, gw harus belajar banyak banget mengenai gear pendakian ke Kilimanjaro. Dari layering system, sleeping system, do or don't nya, dan masih banyak lagi.
Juga, sebagai pengguna gear yang itu-itu aja tapi kadang kepincut juga sama barang baru, di pendakian ke Kilimanjaro kemarin gw harus saving lebih banyak untuk cost perjalanannya, bukan gear nya. Di sini gw berusaha se irit mungkin dan pake gear yang sudah ada di rumah. Tapi akhirnya ada juga yang harus beli dikarenakan untuk keamanan pendakian nanti. ingat! safety first!
Puncak Kiiimanjaro bernama Uhuru peak. Di sana suhu saat summit pagi dini hari bisa mencapai -20 hingga -25 derajat celcius. Suer kemarin itu dingin banget ya Allah... Saat malam hari di titik yang lebih rendah pun, suhu bisa mencapai -15 derajat celcius. Maka dari itu banyak sekali gear pendakian musim dingin yang akhirnya gw beli. Tapi untuk gear musim dingin yang kemungkinan nggak akan gw pakai di Indonesia lagi nantinya, gw akan sewa aja di sana. Seperti sleeping bag, glove, dan balaclava.
Persiapan non teknis
Setelah rencana pendakian sudah terjadwal, selanjutnya adalah hunting tiket pesawat menuju ke Tanzania. Ibu kota administratif Tanzania adalah Darr es Salaam dengan bandaranya Julius Nyerere. Namun untuk menuju titik pendakian gunung Kilimanjaro akan lebih cepat jika mendarat di Bandara Kilimanjaro di kota Arusha. Arusha sendiri terletak sekitar 600 km dari Dar es Salaam.
Akhirnya setelah beberapa minggu memantau beberapa maskapai dan website tiket penerbangan, gw dapet harga 1.311 SGD atau sekitar 13.923.200 untuk pp Jakarta-Kilimanjaro. Dengan 2 kali transit yaitu di Bangkok dan Addis Ababa. Di sini sebetulnya gw mungkin bisa dapet lebih murah kalau gw cek tiketplex.com lebih dulu. Jadi gw baru tau kalau mereka suka info maskapai mana dan rute mana yang sedang promo. Kan waktu itu gw bisa ngeteng aja naik pesawatnya. Nggak apa-apa transit berkali-kali yang penting murah. Haha
Setelah tiket pesawat terbeli, maka Itinerary sudah bisa dibuat dan asuransi sudah bisa di apply.
Untuk asuransi, pilihlah asuransi yang cover evakuasi pendakian di gunung. Beberapa web asurasni gw cek, pendakian gunung malah ngga include tercover. Akhirnya setelah beberapa hari browsing, gw apply asuransi ke worldnomads.com . Mereka cover evakuasi di gunung sampai di ketinggian 6.000 mdpl.
Bagaimana dengan visa? di Tanzania kita bisa mengajukan VOA atau visa on arrival.Jadi setelah nanti mendarat di Bandara Kilimanjaro, akan ada counter VOA di sana. Visa untuk 30 hari, single entry. Namun setelah browsinglebih jauh, ternyata kita bisa mendapatkan visa secara online. Akhirnya gw mengajukan visa ke web imigrasi Tanzania di immigration.go.tz, mengikuti prosedurnya, dan beberapa hari kemudian visa gw granted! Alhamdulillah. Untuk biaya visanya sendiri adalah 50 usd atau 710.000 rupiah saat itu.
Di Afrika ada beberapa negara yang level penyebaran penyakit yellow fevernya cukup tinggi. Namun Tanzania bukan salah satunya. Maka dari itu Tanzania sangat ketat dengan hal tersebut. Turis yang datang ke Tanzania jika transit terlebih dahulu di negara yang terjangkit yellow fever, diwajibkan untuk mempunyai buku kuning sebagai bukti sudah melakukan vaksin yellow fever. Karena gw akan transit dulu di Ethiopia, maka gw akhirnya vaksin yellow fever dulu di Indonesia.
Namun sebetulnya yang wajib punya buku kuning ialah turis yang transit di negara terjangkit lebih dari 12 jam. Tapi daripada repot dan untuk keamanan, akhirnya gw vaksin yellow fever dan meningitis di Indonesia. Totalnya 603.000 di Halim, Jakarta.
Selain beberapa hal yang sudah di siapkan tadi, ada hal penting lain yang perlu diperhatikan. Yaitu tipping. Ya, tip. Di Kilimanjaro, sudah menjadi hal yang lumrah, kita sebagai pengunjung memberikan tip di akhir perjalanan sebagai ungkapan terima kasih kepada para guide dan porter yang membantu kita. Eh tapi yang namanya tip kan terserah kita mau kasih berapa ya. Easylah.. Hmm tidak semudah itu, ferguso. Di kilimanjaro, tip udah ada rate nya. Kalau kebanyakan, uangnya sayang, tapi kalau kedikitan juga kayaknya akan menjadi problem berkelanjutan.
Saking sudah lumrah dan terkordinirnya, Monkey Adventure sampai ngasih list perhitungan berapa sewajarnya kita sebagai pendaki harus kasih tip mereka. Guide berapa, koki berapa, porter berapa, dll. Beda profesi beda harga tip. Dan beda durasi pendakian beda harga tip juga. Intinya akan lebih murah jika pendakian dilakukan secara grup dengan durasi yang singkat.
Singkat cerita, gw dan 2 partner pendakian gw rencananya kasih masing-masing 400-450 usd per pendaki untuk seluruh guide dan porter. Tapi di akhir, kita jadinya kasih 500 usd per pendaki. Jadi total 1.500 usd untuk guide dan porter yang berjumlah total 15 orang. Kok jadi banyak? Ya ampun kalau ngeliat mereka kerja dan ngelayanin kita gimana kayaknya malah kurang cuma ngasih segitu.
Selain trekking ke Kilimanjaro, kemarin juga gw melakukan safari selama 2 hari di daerah sekitar Arusha. Jadi ada biaya dan akomodasi tambahan. Biaya yang keluar di Tanzania selain di dalam paket trekking Kilimanjaro adalah sekitar 3 juta rupiah.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini gw lampirkan tabel itinerary dan biaya yang habis kemarin.
Untuk yang punya rencana ke Kilimanjaro, semoga dilancarkan dan disegerakan. Aminn..
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.
Keran kak.. kerennnn!!!!������
ReplyDeleteMasya Allah.. Seruu bacanya..detail n informatif..
ReplyDeleteTernyata Ga hanya fisik n mental yg kuat ya kaa.. Modal financial jugaaa... Hehhee.. Congratz.. Ditunggu cerita2 petualangan selanjutnya..
Patriot!!! ������❤️
ReplyDeleteMantabbbbb banget neng ukiiiii ���� keren pisann waniannnn
ReplyDeleteKeren banget ini mah..
ReplyDeleteWah informasinya sangat lengkap dan membantu kakk. Semoga bisa menjadi referensi yang bagus yaa. Terus berkarya ,��
ReplyDeleteyaallah 60jt bgt ya kak uki ��
ReplyDeleteSemoga bisa kesana juga
ReplyDeleteSo awesome
ReplyDeleteAuto di gorok emak inimah 60jt cuy
ReplyDeleteWahh mantap nih kak infonya,
ReplyDeleteWaduh ane minta budget 700 ke ortu buat ke semeru aja harus adu argumen dulu,gimana 60jt ��
ReplyDeleteSaldo overlimits
ReplyDeletedoain 5 thn lagi, soalnya aku masih kuliah dan nabung dulu :)
ReplyDeleteWah...pake monkey adventures juga! Guide nya Samuel juga ga? (Kalau liat potonya mirip...hahahah).
ReplyDeleteMasya ALLAH, keren banget dah. Mudah mudahan bisa kesaana juga
ReplyDeleteAminn... terima kasih sudah mampir baca..
DeleteKak boleh minta kontak yg bisa dihubungi? Saya ingin kesana di akhir tahun
DeleteKereen....Insya Allah...Segeraaa....🙏🙏🙏
ReplyDeletekeren... semoga akan ada cerita dan petualangan menarik lainnya,..
ReplyDeleteInformatif bgt🤗
ReplyDeleteAminnn
ReplyDeleteJossss
ReplyDeleteBaca ke sini gara gara youtube pendakian kilimanjaro, keren kak...
ReplyDeleteKalo kesananya naik sepeda kira kira butuh waktu berapa lama kak?🤣
ReplyDeleteKeren kakak, bangga banget liat prestasi perempuan seperti kakak. Nonton vlog dan baca blog nya serasa ikut mendaki juga. Terima kasih kakak
ReplyDeletemantabbbb.... semoga saya juga di beri kekuatan tuk bisa ke sana....!!!
ReplyDeleteoiya ka , apakah KK juga sering mengadakan event pendakian, jika ada event boleh ka di infokan , sape tau bisa partisipasi di dlm event itu , nanjak gunung bareng KK dan keluarga saya... seru kali y
mantap sekali
ReplyDeleteMANTEP pisan teteh uky :), sehat dan sukses selalu buat teh uky :)
ReplyDeleteMantap mudah mudahan bisa kesana dan belum glester doh
ReplyDeleteMbak sudah punya suami?
ReplyDeletemantap jurnalya kak..
ReplyDeleteInspiratid bgtt kak, smg cita2 w mengembara around the world tercapai aamiin
ReplyDeleteSemoga ajah suatu saat nanti bisa mendaki kalimanjaro seperti ka furky
ReplyDeleteJadi salut sama ka furky..
ReplyDeletePertama nonton vlog pendakian sih di youtube bang dzawin.. Pas scroll.. Muncul akun ka furky..
Mulai dari situ jadi suka nonton video vlog ka furky..
Semangat trus ka.. Bikin vlog dan blog pendakian nya.. Jadi referensi buat kita2 yg cuma bisa bayangin serunya mendaki di luar daerah.. Apalagi luar negara.. Sukses trus ka furky..
aku jadiin mimpi semoga bisa tercapai kesana 8-10 taun lagi haha
ReplyDeleteKeren Keren Keren,.
ReplyDeleteTulisan ini membuat Jiwa Kere ku meronta-ronta .........
Cant wait for the expedition to Kilimanjaro.
ReplyDeleteSemoga dapat diberikan waktu dan kesempatan sama semesta.
#SalamLestari
Waaah jd kepengen mulai nabung nih, klo di kasih rejeki dan kesehatan Amin, keren sangat dan sangat inspiratif, salam lestari 🙏👍
ReplyDeleteCasino site, bonuses, promotions, free spins, no deposit
ReplyDeleteCasino site, bonuses, promotions, free spins, no deposit 2021: A review of casino site luckyclub.live and bonus deals. See all this.
Tidak ada kata yang bisa diucapkan selain “Luar Biasa. Congrats untuk kak furky. Salut…
ReplyDeleteKeren Mba, trima kasih
ReplyDeleteKak, itu tiket pesawat 13 jt termasuk pp atau hanya one way flight?
ReplyDeletemantap
ReplyDeleteThanks for the detail of your story and the budget detail. I just wonder why Kilimanjaro Tip is very expensive? Can u explain? Thank you and Have a great hiking next time!
ReplyDeleteTernyata satu almamater, telkom.
ReplyDeleteSemangat mendaki. Ditunggu cerita Everest nya..
Keren banget …jadi ingin juga kesana. Furky, aku mau tanya, pada saat pendakian ke Kilimanjaro, kamu ambil asuransi untuk yamg jenis apa? Saya coba buka link asuransi seperti yang kamu kasih… terus lihat ada beberapa aktifitas yg mirip2… thank you ya
ReplyDelete