Karena banyak yang bertanya mengenai perjalana ke Binaiya, kali ini aku mau berbagi informasi mengenai perjalananku ke Binaiya.
Di sini ada beberapa point yang mau aku info antara lain:
- Akses dan akomodasi ke desa Piliana (start pendakian)
- Simaksi dan biayanya
- Upacara adat
- Apa saja yang harus dilakukan di Desa Piliana
- Porter
- Jalur dan durasi pendakian
- Kontur dan Shelter di Binaiya
- Management logistik dan air
Perjalananku ke Binaiya dilakukan di akhir Desember 2018. Start mendaki tanggal 28 dan sampai di basecamp lagi tanggal 1 januari 2019. Rencananya 5 hari 4 malam pendakian.
Karena tidak dianjurkan mendaki solo, 2 bulan sebelumnya aku cari teman yang bisa diajak barengan nanjak ke sana. Akhirnya yang fix berangkat adalah 3 orang termasuk aku.
Akses dan Akomodasi
Planing akomodasi adalah naik kapal dari Surabaya ke Ambon (karena 2 temanku berasal dari Surabaya semua), Lalu dari pelabuhan Ambon naik angkot ke pelabuhan Tulehu. Dari Tulehu naik kapal cepat nyebrang ke pelabuhan Amahai di pulau Seram. Dari Amahai naik angkot ke Kantor taman nasional Manusela di Masohi. Dan dari Masohi naik mobil sewaan ke Desa Piliana.
Apa daya planningkadang tidak sesuai harapan. Aku nggakdapat tiket kapal. Full booked kalau cek di online sih. Tapi teman-temanku dapat karena langsung beli di pelabuhan. Karena aku dari Bogor, dan nggak mau gamblingbeli tiket on the spot, kuputuskan naik pesawat dari Jakarta ke Ambon. Dan janjian sama mereka langsung di pelabuhan Tulehu tanggal 26 Desember.
Sampai di Ambon tanggal 25 sore, aku mampir ke supermarket buat beli logistik instant. Besoknya berangkat naik angkot dari kota (dekat jembatan merah putih tepatnya) ke Tulehu. 10 ribu aja. Oiya infonya naik angkot dari bandara ongkosnya sekitar 25 ribu. Durasinya waktu itu 20 menit.
Kapal cepat di Tulehu katanya ada 2 jadwal. Jam 9 pagi dan 11 pagi. Tapi kemarin aku naik jam set 4 sore masih ada. Harganya 117.000/orang. Durasi nyebrang ke Amahai 1.5 sampai 2 jaman. Sampai di Amahai jam 6 sorean. Kondisinya banyak banget yang nawarin tumpangan. Tapi karena ngeteng, kita naik angkot. Bapak supirnya baik banget mau nganterin kita sampai ke loby kantor taman nasional. Durasi perjalanan 20 menitan. Ongkosnya 10.000/orang.
Simaksi dan Biayanya
Untuk Simaksi, aku sudah email duluan (sebulan sebelumnya) ke bapak William petugas taman nasional. Yang dilampirkan di email adalah surat pengajuan pendakian, dan data KTP personil pendakian. Surat pengajuannya Harus cantumin kapan akan start dan finish pendakian. Karena mempengaruhi durasi pendakian dimana ngaruh ke harga simaksi. Aku ngajuin 5 hari 4 malam. Simaksi bertiga kemarin 400 ribu. Rinciannya: SIMAKSI 15.000/orang/hari, IZIN MENJELAJAH HUTAN 25.000/orang untuk selama pendakian, dan DOKUMENTASI 250.000/grup untuk selama pendakian.
Oiya pas berangkat ke ambon, sebenernya aku belum booking mobil sewaan dari masohi ke pilliana. Tapi anjuran teman, disarankan telp langsung bapak raja, wow kataku. (kita rakyat kecil apakah bisa langsung booking mobil ke seorang raja? haha). Tapi ternyata beliau ramah sekali di telp. Beliau carikan mobil seharga 800 ribu masohi ke pilliana. Entahlah ini mahal atau enggak.. huhu yang pasti yang penting udah dapet kendaraan.
Karena sampai di Masohi sore, kita sama sekali ngga tau mau nginep dimana. Eh, kata petugas kantor taman nasional, Mushala mereka bisa dipakai singgah (mungkin kasian ngeliat kita bertiga magrib-magrib datang minta diizinin mendaki). Akhirnya kita nginep di kantor. Padahal setelah itu KPA Masohi ada juga yang nawarin singgah. Tapi biar nggak muter-muter lagi (karena kita nggak punya kendaraan di masohi), nginep di kantor jadinya.
Oiya di masohi jarang ada angkutan umum. selama di sana, kita bertiga kemana2 jalan kaki. Dari pertama sampai di kantor, cari makan, ke KPA sana, ke klinik, cari logistik, kita jalan kaki. Kalau di total bisa nyampe 7 km an jalan kaki sebelum bertolak ke binaiya. Jadi tips dariku, kalau nggak ada kendaraan, beli logistik di deket pelabuhan masohi aja. Dan urusan administrasi (surat sehat) cari di klinik sebelum nyebrang ke pulau seram nya. Tapi kalau ada kendaraan di Masohi sih kemana juga bebas. Hehe.
Tanggal 28 pagi kita dikasih surat izin mendaki sama kantor. Suratnya ada beberapa lembar. Lengkap mengenai data diri, perjanjian, aturan, dll. Dan selain berlembar-lembar, surat itu juga dicetak 8 cetakan. 8 cetak itu akan dibagi kebeberapa orang. Ada yang disimpan kantor, ada yang diteruskan ke bagian terkait, ada yang dikasihkan ke grup kita, dan beberapa lainnya diberikan ke kepala desa di setiap desa-desa yang kita lewati. Iya, jadi selama perjalanan dari masohi ke piliana ada banyak desa. Tiap Desa kita berhenti untuk ngasih surat itu.
Walau kita naik mobil bookingan, ternyata Bapak Rajanya sampai ikut jemput. Ini aku nggak tau memang beliau biasanya jemput, atau kebetulan lagi ada keperluan di kota, jadi mungkin sekalian aja. Karena perjalanan Masohi ke piliana bisa sampai 4-5 jam.
Upacara adat
Sampai di Piliana, pas turun dari mobil, banyak penduduk yang ikut excited kedatangan tamu. Jadi diliatin gitu. Orang di sana ramah-ramah. Malamnya kami upacara adat yang dipimpin oleh bapak adat desa Piliana. Oiya syarat upacara adat kita disuruh bawa pinang dan kapurnya kalau nggak salah. Di sini tim kita nggak bawa karena kekurangan info. Tapi alhamdulillah ada tim lain yang ternyata bawa. Jadi sekalian saja, karena upacara adatnya dijadikan satu.
Apa saja yang dilakukan di Piliana?
Selain upacara adat, kita juga disuguhi jamuan dan diberi tempat singgah. Di sini memang nggak disuruh bayar. Ya tapi nantinya pasti kita kasih ucapan terima kasih ke bapak raja dan warga di sana.
Porter
Kantor taman nasional mewajibkan setiap pendaki pakai porter. Di sini susah banget nego biar ngga perlu pakai porter, Bapak Raja juga menganjurkan untuk pakai porter karena beliau bilang, tamu beliau adalah tamu desa yang harus selalu dijaga dan dilayani. Jadi memang mutlak harus pakai porter. Tapi... porter di sini nggak difasilitasi tas. Jadi mereka akan membawa salah satu tas kita (kita sewa 1 porter). Karena memang cewek sendiri, dan juga kapasitas tasku termasuk besar, bapak porter yang bawa tasku. Jadi bisa muat banyak. Sedangkan aku jadinya pakai daypack kapasitas 18-20 literan. Unyu yah.. walau tetep bawa air dan item esensial lainnya.
Sehari sebelum pendakian kita bertemu porter dan janjian bertemu jam 7 pagi di hari pendakian. Oiya porter di sini hanya bisa porter saja. Alias mereka belum fasih tata cara packing, dirikan tenda, masak, dan kegiatan pendakian lainnya. Mereka hanya tau bawa beban. Ada sih yang sudah mengerti aktivitas-ativitas pendakian, tapi hanya 1 atau 2 orang saja. Jadi kemarin, setiap camp, aku selalu packingin ulang tas yang dibawa si bapak porter. Oiya satu lagi, banyak yang menyarankan agar porter diberi rokok selama perjalanan. Karena kita bertiga tidak ada yang merokok, kita langsung beli rokok 5 bungkus dan langsung diberikan ke bapak porter di awal pendakian saja. Dan kemarin kita dapet porter super baik. Namanya pak Enos.
Kita start mendaki 28 pagi.
Jalur Binaiya
Binaiya memiliki trek tiap pos dengan durasi berbeda-beda. Ini durasi yang kita lakuin (3 pendaki. 2 cowok dan 1 cewek)
piliana - (pos 1)Yamhitala (3 jam)
(pos 1)yamhitala - (pos 2)Ayiemoto (3 jam)
(pos 2)Ayiemoto - (pos 3)Highcamp (6 jam)
(pos 3)Highcamp - (pos 4)Isilali (2 jam)
(pos 4)Isilali - (pos 5)Nasapeha (3 jam)
(pos 5)Nasapeha - Puncak Binaiya (3 jam)
Durasi
Karena 5 hari 4 malam, planning kita adalah camp di pos 2 ayiemoto, pos 4 isilali, pos 5 nasapeha, muncak, lalu turun ke pos 2 ayiemoto, lalu hari ke 5 turun ke piliana. 4 kali bermalam.
Tapi karena satu dan lain hal, kami persingkat durasi menjadi 4 hari 3 malam. camp di ayiemoto, isilali, lalu isilali lagi. Dan di hari ke 4 turun ke piliana.
Kontur Trek
Gunung binaiya ini unik. Panjang kayak argopuro tapi sekaligus ngeselin. Iya, Treknya naik turun. Salah satu contoh, dari isilali yang 2100 mdpl ke nasapeha 2400 mdpl itu di awal trek kita nanjak sampai ke 2600 mdpl, lalu turun lagi ke 2400 mdpl. Dari pos ke pos seperti itu. Diajak nanjak dulu, lalu turun lagi.
Shelter
Oiya untuk mendaki di Binaiya kemarin, kita sama sekali nggak buka tenda. Karena dari pos 1 ke pos 4, selalu ada shelter. Semacam bangunan panggung dari kayu, yang ada atapnya. Di yamhitala ada 1 shelter, di ayiemoto ada 3 shelter, di highcamp ada 1 shelter, di isilali ada 2 shelter. Shelter ini ada yang berbentuk rumah panggung, ada juga yang berbentuk teras. Shelter ini menjadi tempat menginap para pendaki. Kemarin niatnya kekeuh ingin tetep camp, apadaya niatnya kalah sama dinginnya isilali. Hahaha
Management Logistik dan Air
Untuk bawaan logistik dan air, harus pinter-pinter managenya. Sumber air bersih yang mengalir, terakhir ada di pos 2 ayiemoto. Iya jadinya dari Ayiemoto sampai nanti balik lagi ke ayiemoto kita harus bawa air full persediaan untuk 3 hari 2 malam (planning). Logistik pun, walau kami bawa untuk 5 hari 4 malam, dari pos 2 ayiemoto kami hanya bawa logistik untuk 3 hari 2 malam ke atas. Jadi ada logistik yang kami tanam/simpan di ayiemoto agar tidak terlalu berat.
Nah untuk air, saat bertolak naik dari pos 2 ayiemoto, kami bawa sekitar 15 liter ke atas. Dipisah kedua tempat drysack. 5 liter dan 10 liter. Sampainya di pos 3 highcamp, air kita tanam/simpan sebanyak 5 liter. bisa digantung saja di shelter. Kayaknya nggak akan ada pendaki yang setega itu ngambil persedian orang lain. Hehe.. Semoga. Jadi dari pos 3 highcamp hingga ke pos 3 lagi di hari ke 4 nanti, kita berbekal 10 liter air untuk ber 4. Cukup? semoga. Namun ada baiknya bawa cadangan air sesuai kebutuhan team masing-masing.
Sepanjang perjalanan mendaki, kita berusaha minum bukan dari persediaan air utama. Alhamdulillah di hari kedua hujan, jadi cuaca nggak begitu bikin haus. Dan kalau haus, bisa minum dari daun-daun. Berangkat dari Ayiemoto jam 8 pagi, kita sampai di Isilali jam setengah 6. Istirahat di Highcamp 1.5 jam (sumpah di highcamp dingin banget).
Segitu mungkin yang bisa kurekap dari perjalanan Binaiyaku kemarin. Untuk video perjalanan kami yang isinya dari nyobain ngusap daun gatal sampai kesalahan saat upacara adat, bisa ditonton di link di sini VIDEO PERJALANAN BINAIYA.
Sampai jumpa di cerita perjalanan berikutnya. Salam lestari, salam persahabatan.
The first truly electronic slot machine was developed in the mid-1970s incorporating a Sony television. These fully-electronic machines noticed immediate success and proved immensely in style with the general public}. 바카라 사이트 A additional evolution occurred in 1996 with the appearance of second display video games, bonus options that took gamers away from the first playing in} space to participate in additional featurettes.
ReplyDelete